Selamat Datang di Blog Saya, Ayo gabung di blog ini dan dapatkan info menarik dan software terbaru lainnya

Penyakit Hepatitis B dan Pencegahannya



Hepatitis B merupakan suatu penyakit menular akibat adanya infeksi dari virus hepatitis B. Virus Hepatitis B ini 100x lebih infeksius dibandingkan HIV dan 10x lebih mudah menginfeksi dari Hepatitis C. Hepatitis B ini dapat menjadi akut maupun kronis. Infeksi akut dapat menjadi kronis, namun hal ini tidak selalu terjadi. Hepatitis B kronis termasuk penyakit yang cukup serius. Sekitar 15-25% pengidap hepatitis B kronis dapat berkembang menjadi penyakit hati yang serius, termasuk kerusakan hati, sirosis, gagal hati, dan kanker hati. Setiap tahun, diperkirakan hingga 4000 orang di Amerika dan lebih dari 600.000 orang di dunia meninggal akibat penyakit yang terkait dengan Hepatitis B.

Kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B akan sembuh tanpa ada masalah. Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada bayi maupun anak-anak. Semakin muda seseorang terinfeksi pertama kali, maka semakin besar kemungkinan berkembang menjadi kronis.

  • Jika seseorang dewasa terinfeksi    :  10% akan berkembang menjadi infeksi kronis.
  • Jika seseorang anak terinfeksi        :   hingga 50% akan berkembang menjadi infeksi kronis.
  • Jika seseorang bayi terinfeksi         :   90% akan berkembang menjadi infeksi kronis.

Gejala Hepatitis B
Hepatitis B merupakan silent disease, dimana seseorang bisa saj terinfeksi selama bertahun-tahun, namun tidak menunjukkan gejala-gejala. Akan tetapi, pada sebagian besar pengidap hepatitis dapat menunjukkan gejala yang dapat terlihat beberapa minggu atau beberapa bulan setelah terinfeksi, seperti : demam, lelah, mual, muntah, nafsu makan berkurang, nyeri perut, dark urine, nyeri otot, dan jaundice.


Cara Penularan Hepatitis B
Hepatitis B umumnya menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya seperti air mani atau sekresi vagina dari seseorang yang terinfeksi memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi.

Hal ini dapat terjadi melalui :

  • Kontak seksual dengan penderita
  • Gigitan manusia
  • Pemakaian bersam jarum suntik, syringes, maupun peralatan obat injeksi lainnya.
  • Dari Ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada saat melahirkan
  • Penggunaan jarum yang tidak steril pada tindik telinga, tato, dan akupuntur.
Hepatitis B Virus (HBV) tidak ditemukan dalam keringat, air mata, urin, atau sekresi pernafasan.
HBV tidak ditularkan melalui pemakaian bersama perkakas makanan, pelukan, batuk, bersin, dan pegangan tangan. Beberapa kasus menyatakan hepatitis tidak tertular melalui makanan atau minuman.

Cara Mengetahui Seseorang Yang Terinfeksi Hepatitis B
Satu-satunya cara mengetahui apakah seseorang yang baru terinfeksi hepatitis B, telah sembuh, terinfeksi hepatitis kronis, atau rentan terinfeksi, hanya melalui pemeriksaan darah.

Tiga pemeriksaan standar yang biasa dilakukan, yaitu :
  1. HBsAg (hepatitis B surface antigen)
    Adalah penanda awal hepatitis B, yang muncul 4-12 minggu setelah terinfeksi. Bila HBsAg menetap dalam darah lebih dari 6 bulan, berarti terjadi infeksi kronis.
  2. Anti-HBc (anti terhadap antigen inti hepatitis B)
    Antibodi ini terdiri dari 2 tipe yaitu lgM anti HBc dan lgG anti-HBc
    Anti-HBc IgM
    -> Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi, dapat bertahan hingga 6 bulan.
    -> Berperan dalam core window (fase jendela) yaitu masa dimana HBsAg sudah hilang, tetapi anti-
         HBs belum muncul.
    -> 10% hepatitis akut tidak terdeteksi hanya dengan memeriksa HBsAg.

    Anti-HBc lgG
    -> Muncul sebelum anti-HBc lgM hilang.
    -> Terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik.
    -> Dapat bertahan pada fase penyembuhan (kadar rendah).
    -> Tidak mempunyai efek protektif.
    Interpretasi hasil positif anti-HBc biasanya tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs.

  3. Anti-HBs (antibodi terhadap hepatitis B surface antigen)
    Jika hasilnya "positif" atau "reaktif" menunjukkan adanya imunitas/kekebalan terhadap infeksi HBV, baik dari vaksinasi maupun dari proses penyembuhan infeksi masa lampau. Seseorang yang terinfeksi pada masa lampau, tidak dapat menularkan penyakitnya terhadap orang lain.

Cara Mencegah Hepatitis B
Vaksinasi sedini mungkin merupakan tindakan pencegahan yang paling tepat, khususnya di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Vaksinasi dapat melindungi sekitar 90-95% populasi dewasa muda. Vaksin tersebut aman diberikan pada bayi, anak-anak, dan pada orang dewasa. Untuk mencegah penularan secara vertikal, setiap ibu hamil dianjurkan periksa HBsAg, agar dokter dapat mengambil keputusan dalam penanganan ibu hamil selanjutnya, dan agar bayi yang baru lahir dari ibu pengidap segera di imunisasi.

Tips Mencegah Hepatitis
  • Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Menghindari penularan melalui makanan & minuman yang terkontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, seks yang tidak aman.
  • Bila perlu menggunakan jarum yang disposable atau sekali pakai.
  • Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis virus.
  • Melakukan hubungan seks yang sehat dan aman.
  • Program vaksinasi hepatitis B.
Tips Bagi Penderita Penyakit Hati
  • Diet sehat dan seimbang. Jumlah kalori yang dibutuhkan disesuaikan dengan tinggi badan, berat badan, dan aktivitas. Pada keadaan tertentu diperlukan diet rendah protein.
  • Banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit.
  • Menjalankan pola hidup yang teratur.
  • Istirahat yang cukup.
  • Konsultasi dengan dokter anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow me